Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Kuncinya itu Syukur

Gambar
crosswalk.com Bapak saya bilang "Kamu harus menyelesaikan apapun pekerjaanmu, sesulit apapun itu" Bapak saya juga bilang "Kamu harus bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah diambil, seberat apapun itu" Bapak saya berkata "Semua pekerjaan punya resiko, apalagi bekerja dengan orang lain. Mau enak bikin lapangan kerja sendiri kaya Bapak jadi Petani" Jadi petani memang enak, apalagi kalau punya lahan sendiri, Kerja jadi petani tidak terpaut sama waktu suka-suka hati saja. Pagi-pagi boleh nyawah, menjelang siang pulang ke rumah, sore kalau mau jalan nyawah lagi tak masalah tidak pun tak masalah. Tapi hebatnya Ayah saya sehari tak naywah katanya kok kangen. Bagi petani, melihat pucuk daun mulai pupus dan kelihatan berbunga itu saja sudah bikin mereka bahagia. sesederhana itu. Karena pada hakikatnya kebahagiaan itu akan muncul bersama rasa syukur. Kalau kata teman saya "Bersyukur dahulu baru Bahagia" setara dan saling melengkapi.

Tengok Rasa Syukurmu

Gambar
thestorytellingnonprofit.com Kalaulah boleh jujur kedamaiaan seperti apa yang kamu peroleh setelah mengeluhkan kehidupan? Yakinkah bahwa setiap keluhanmu membuat batinmu menjadi lebih tenang atau malah membuatnya menjadi semakin terpuruk? Renungkan sekali saja saat malam tiba, periksa lagi hatimu mungkin disana ada segumpal debu yang harus segera dipindahkan. Aku selalu merasa bahwa setiap keluhan yang terucap hanya membuat dada semakin sesak, rasa penyesalan yang tidak perlu menjadi timbul. Sesekali, tidak tapi berulangkali kita diingatkan untuk selalu bersyukur. Menurut saya pribadi rasa kecewa itu timbul karena kita berangan-angan lebih dan kurang bersyukur. Sesekali kita perlu melihat bagaiaman orang lain menjali kehidupannya yang berat dengan tetap tersenyum,tapi saat melihat kaca lihat kehidupan kita yang begitu nyaman namun wajah kita nampak begitu buruk rupa. Kunci bahaga itu adalah bersyukur, tapi paling mudah dilupakan.

Yakin Siap Nikah?

Sepertinya obrolan tentang menikah mulai kian santer mengelilingi tempat duduk saya, mungkin sudah waktunya. begitu teman saya berbisik ketika saya bertama kenapa semua orang banyak sekali berbicara masalah ini. dari teman sekantor saya bekerja sampai teman kuliah saya dulu, obrolannya tak jauh dari "menikah". setiap akhir pekan timeline instagram saya selalu penuh dengan foto pernikahan, mungkin memang sudah saatnya saya juga mempersiapkan diri dengan pertanyaan kapan nikah? kapan nyusul? Bagi saya pernikahan itu hal yang sangat sakral dan benar-benar harus dipikirkan dengan masak-masak. Pernikahan bukan hanya persoalan jatuh cinta dan menyatukan dua manusia dengan ikatan yang halal menurut kepercayaan masing-masing. Untuk saya pribadi menikah artinya mengawinkan dua buah keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Bukan hanya itu, menikah artinya saya atau kamu harus membunuh ego. Menikah artinya menyatukan dua individu dengan karakter yang berbeda dalam satu ikatan