Kuncinya itu Syukur
crosswalk.com |
Bapak saya bilang "Kamu harus menyelesaikan apapun pekerjaanmu, sesulit apapun itu"
Bapak saya juga bilang "Kamu harus bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah diambil, seberat apapun itu"
Bapak saya berkata "Semua pekerjaan punya resiko, apalagi bekerja dengan orang lain. Mau enak bikin lapangan kerja sendiri kaya Bapak jadi Petani"
Jadi petani memang enak, apalagi kalau punya lahan sendiri, Kerja jadi petani tidak terpaut sama waktu suka-suka hati saja. Pagi-pagi boleh nyawah, menjelang siang pulang ke rumah, sore kalau mau jalan nyawah lagi tak masalah tidak pun tak masalah. Tapi hebatnya Ayah saya sehari tak naywah katanya kok kangen.
Bagi petani, melihat pucuk daun mulai pupus dan kelihatan berbunga itu saja sudah bikin mereka bahagia. sesederhana itu. Karena pada hakikatnya kebahagiaan itu akan muncul bersama rasa syukur. Kalau kata teman saya "Bersyukur dahulu baru Bahagia" setara dan saling melengkapi.
Terkadang kita yang terlampau angkuh, terlalu membanggakan diri dan selalu menengok masalalu serta mendongak keatas seolah kita manusia paling malang di dunia yang fana ini. Sampai akhirnya kita terus mengeluhkan kehidupan kita dan menjadi tidak bahagia. Kita yang tidak bisa memaafkan keadaan dan terlalu berburuk sangka. Kita seolah lupa bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian yang melebihi batas kemapuan kita untuk menghadapinya.
Selalu ada hikmah dan pelajaran yang kita dapatkan ketika Tuhan memberikan kita banyak masalah, bersama ada kesulitan selalu ada kemudahan itulah janji Nya. kenapa kita masih ragu? kenapa kita masih tidak yakin? Jika Tuhan masih memberikan ujian pada kita, itu tandanya Dia menyayangi kita dan kita masih diberikan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. atau Tuhan merindukan kita yang selama ini selalu menjauh dan penuh dosa sehingga Ia ingin mensucikan diri kita. Bahkan pada setiap ujian yang Tuhan berikan kita harus senantiasa bersykur.
Komentar
Posting Komentar