aku memanggil mu hati
Dunia benar-benar sudah tidak aman, tidak buat aku bahkan
juga buat kamu. Orang baik sepertinya sudah benar-benar lenyap dari permukaan
bumi, saat ini yang akan kamu jumpai adalah orang-orang yang berpura-pura baik
demi sebuah kepentingan. Aku tak yakin kamu akan baik-baik saja mendapati dunia
yang sudah mulai menjengkelkan ini.
Tentu saja aku tak selamanya bisa menjagamu, tidak dengan
keadaanku yang seburuk ini. Kamu mungkin harus bersembunyi ditempat paling
gelap sekalipun, karena aku tak ingin mereka menemukan dan membunuhmu dengan
kejam. Aku ingin kamu tetap hidup agar manusia yang lahir setelahku masih bisa
menikmati dunia yang indah ini.
Aku harap kamu mengerti, betapa berharganya dirimu. Betapa berbahayanya
mereka jika kamu ditemukan. Kamu masih ingat mereka telah membunuh
sahabat-sahabatmu dengan keangkuhan dan keserakahan. Kamu harus kuat, karena
kamu satu-satunya pembawa harapan. Aku berjanji akan menemukan sahabatmu yang
lain, sahabatmu yang selamat dari keganasan mereka.
Masih ada harapan diluar sana, aku menemukan sahabatmu yang
lain. Aku berjanji aku tak akan salah lagi, aku tak akan membahayakan hidupmu
lagi. Aku bisa merasakannya, merasakan keberadaan sahabatmu dihati mereka.
Semoga Tuhan benar-benar menjawab semua kegelisahanku dengan pertemuan itu.
Semoga dipertemuan selanjutnya kamu bisa bertemu mereka.
Aku benar-benar seperti bunglon, menyamar sesuka hati.
Menyelusup dalam ranah yang seharusnya tak boleh aku dekati. Terkadang aku
melupakanmu untuk sesaat, karena aku harus bertahan dalam dunia yang sudah
tidak aman. Sungguh yang aku takutkan aku bukan lagi menjadi bunglon tapi
berubah menjadi ular.
Besok aku berjanji bertemu mereka, disuatu tempat yang pasti
kamu suka. Aku akan membawamu kesana, tentu saja aku akan membawamu diam-diam.
Karena aku harus tetap waspada bahkan pada mereka. sama sepertimu aku juga
berharap mereka bukan ular yang menyamar menjadi bunglon sepertiku.
“kamu dimana?, kami sudah menunggu ditaman seperti yang kita
janjikan”
Hei mereka sudah tak sabar menunggu kedatanganku, oh Tuhan
semoga mereka benar-benar orang baik seperti yang engkau janjikan. Kamu akan
segera bertemu mereka, sahabat-sahabatmu. Jadi besabarlah untuk terus
bersembunyi.
“aku dalam perjalanan, tunggulan sebentar”
Aku harap mereka mau bersabar, ah maaf kamu harus
bersembunyi terlalu lama.
“kami tunggu :)”
Mereka orang-orang baik, semoga Tuhan membalas kebaikan
mereka. dan semoga mereka bukan penipu tentunya.
Kamu bisa melihat merekakan, apakah kamu bisa merasakan
kebaradaan sahabat-sahabatmu. Aku bisa merasakan keberadaan mereka, aku yakin
mereka sahabat-sahabatmu. Hai, kenapa kamu seperti ketakukan. Apa yang
sebenarnya terjadi, lebih baik kita berhenti disini aku tak yakin kamu
baik-baik saja.
Kamu merasakan sahabat-sahabatmu dalam keadaan sekarat,
ahh... tentu kita tak akan datang kesana. Aku akan mengirimkan pesan jika kita
tak jadi datang, ternyata mereka sama saja seorang penipu dan pembunuh. Aku
putuskan aku tak akan menjadi bunglon lagi, bahkan ketika tak ada setupun yang
menerimaku aku tetap bisa bahagia sebab kamu masih setia.
Sesungguhnya bukan aku yang menjagamu, tapi sungguh kamulah
yang senantiasa menjagaku. Terus membimbingku untuk menunjukan jalan itu, menunjukan
yang putih adalah putih, yang hitam adalah hitam. Kamu juga yang membuatku
berani untuk mengatakan kebenarannya meskipun berkali-kali aku mengingkari.
Namun, hari ini aku makin yakin bahwa kenbenaran adalah kebenaran. Dan
kebenaran bukanlah pembenaran. Kamulah hati nurani, kamulah cahaya yang
seharusnya dimiliki oleh setiap orang yang mengaku dirinya adalah manusia.
Komentar
Posting Komentar