Merantau(Harus pulang)

"Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negrimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah dan kau kan dapatkan penganti dari kerabat dan teman"

Syair ini selalu membuat saya galau, antara pulang dan merantau. antara tinggal dan menghabiskan waktu di kampung halaman dengan pergi ke kota atau negeri sebrang. yang jelas kemanapun saya pergi saya pasti akan "pulang". 

Pertengahan tahun lalu saya memutuskan untuk pulang (dalam arti sebenarnya) saya mengemasi barang barang saya dan membawanya ke rumah. menginggalkan rastusan kenangan yang pernah saya lalui selama dikota hujan. hingga akhir tahun lalu saya masih di rumah, saya menyebutnya sebagai liburan. dan menaganggap ini adalah sarana pengabdian sebelum saya merantau (lagi).

Banyak hal yang saya pelajari selama (pengangguran) di rumah, saya mulai menyambangi kebun dan sawah (lagi). saya belajar menjadi petani seperti yang dilakukan oleh kedua orang tua saya. saya pun bertemu teman-teman lama saya sewaktu sekolah dasar dulu. saya mulai mengenal kembali sosok pemuda dan pemudi di desa saya. 

tapi hal terpentig yang ingin saya catat adalah bahwa saya punya kewajiban untuk membangun desa saya, bahwa saya memiliki tangung jawab yang jauh lebih besar karena Allah sudah menganuhgerahkan begitu banyak nikmatnya (Rantau) pada saya.

Awal tahun ini saya merantau lagi (saya akan pulang), bukan saya tak ingin memenuhi kewajiban untuk membangun kampung halaman. tapi masih ada banyak hal yang perlu saya pahami agar bisa memajukan kampung halaman.

Merantaulah dan jangan lupa pulang

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode Gunung Gede

Lewat Diam

Untuk Kamu