Iman, Syukur dan Sabar

https://twitter.com/maswaditya/status/927508247208067072
Iman itu perkara keyakinan, perkara diri dengan sang pencitpta. Iman kadang dibawah kadang diatas, kalau kata ustadz saya mirip sama roda, kalau kata dosen saya iman itu murip sama gelombang transversal yang berjalan. Karenanya kita selalu butuh waktu dan tempat untuk merenung, kembali meningkatkan Iman kita. Kalau menurut ceramah yang saya dengan Iman juga berkara sabar juga syukur. keimanan seseorang bisa diukur dari seberapa sabar dia menghadapi cobaan dan seberapa bersyukur saat didatangkan kenikmatan.

coba tengok sedang dimana posisi imanmu? diataskah? ditengahkah? atau mungkin dia sedang ada dibawah?

Jujur saja saat ini saya merasa iman saya sedang terjun, saya kehilangan rasa syukur dan kekurangan kesabaran. padahal perkara sabar harusnya tak ada batasannya, saya berharap saya memiliki rasa sabar seperti yang dimiliki oleh Ibrahim saat ia diperintahkan menyembelih putra kesayangannya Ismail. Pun saya berharap memiliki rasa syukur seluas samudra yang tidak akan pernah habis airnya. maka ketika saya menengok kedalam cermin saya merasa malu sebab begitu tidak berdayanya saya dengan keadaan ini.

Jika saban hari engkau menumpat dan mengeluh, coba tengok hatimu mungkin ia sedang kering karena lama tak disirami syukur. Kalaupun hari ini kamu merasa dikhianati coba lihat iman mu mungkin disana ia sedang terbakar amarah karena lama tak diguyur sabar. kata ustadz saya Iman itu tentang Bersabar dan Bersyukur. Apabila ditimpakan padanya suatu kemalangan maka ia akan bersabar, namun jika diberikan padanya kenikmatan ia tak lupa untuk bersyukur.

Apa yang membuat kamu dan saya tidak bersyukur juga bersabar?

Karena kita terlalu narsis dan terus membandingkan hidup kita dengan orang lain. Terlampau narsis bahwa kita memiliki masalah hidup paling berat dibandingkan dengan makhluk hidup yang lainnya. kita merasa bahwa kita lebih banyak terdholimi dibandingkan dengan orang lain, kita merasa bahwa  kehidupan orang lan jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan oranglain. semiakin sring kita membandingkan kehidupan kita semakin besar kekengganan kita untuk bersyukur dan bersabar. bukan hanya itu isi kepala kita pun juga dipenuhi dengan hal-hal negatif yang memperkeruh hati.

Pun demikian dengan saya, terkadang merasa tidak bersyukur dan kehilangan rasa sabar. Jadi apa yang perlu kita lakukan agar Iman kita kembali stabil dan terus meningkat.

Temukan kebahagiaanmu untuk melihat dunia dengan sudut pandang yang berbeda, Ingat kembali janji Allah bahwa Ia akan membarsamai orang-orang yang bersabar, juga JanjiNya untuk menambah nikmat yang kita miliki dengan terus bersyukur. bersihkan hati dari amarah, dengki dan prasangka yang tidak baik. Perbanyak dzikir dan bacaan yang baik, jauhi orang-orang yang memiliki aura negatif, dan akan jauh lebih baik jika kamu bisa mengajak mereka kembali ke pikiran positif.

itu sebagian curahan hati saya yang kalian tahu bahwa saat ini pun saya merasa iman saya ada didasar lembah, dan saya sedang mencoba menyemangati diri saya untuk bangkit dan mengembalikan posisi Iman saya ke level aman. sesungguhnya saya membenci keadaan ini, kondisi dimana saya merasa rapuh yang memperlihatkan betapa lemahnya saya sebagai makhluk.

terakhir bagaimana dengan imanmu? bagaimana rasa syukur mu? bagaiaman sabar mu?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode Gunung Gede

Lewat Diam

Untuk Kamu